TugasKuliahAja

Silahkan ambil informasi yang bermanfaat, semoga tulisan di Blog ini bisa membantu Anda.

Responsive Ads Here

16 Desember 2011

Di berbagai daerah terpencil dan perbatasan  di Indonesia masih terdapat kekurangan tenaga kesehatan. Ironisnya,Indonesia memiliki 73 Fakultas Kedokteran yang tersebar di lembaga perguruan tinggi dengan lulusan yang jumlahnya cukup memadai. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Dekan Bidang Administrasi, Keuangan dan Sumber Daya Manusia Fakultas Kedokteran (FK) UGM, Suhardjo, Rabu (14/12) dalam seminar nasional Prospek Kerja Profesi Tenaga Kesehtan. Ia mengatakan, di daerah Papua misalnya, saat ini membutuhkan dokter sebanyak 250 dokter umum serta tenaga kesehatan lainnya seperti perawat, ahli gizi, dan apoteker. Jumlah ini tentunya masih dibutuhkan daerah - daerah terpencil dan perbatasan lainnya. "Jumlah lulusan dokter di Indonesia  sudah bisa mencukupi kebutuhan di daerah. Di FK UGM saja, tiap tahunnya meluluskan 250 dokter.  Namun, penempatan tenaga dokter ini di daerah belum merata," papar Suhardjo.  Dirinya melanjutkan, meski lulusan dokter umum sudah mencukupi, untuk dokter spesialis masih sangat minim.  Lulusan dokter spesialis lebih banyak berkiprah di kota besar di pulau Jawa ketimbang di daerah terpencil. Oleh karenanya, Untuk menambah jumlah tenaga dokter spesialis dirinya berharap pemerintah menambah alokasi beasiswa untuk para lulusan dokter yang mengambil pendidikan dokter spesialis. “Selama ini mereka yang menempuh pendidikan dokter spesialis lewat dana sendiri. Sehingga ketika bekerja pun mereka berhak memilih sendiri tempat kerjanya,” katanya. Untuk meningkatkan pemerataan tenaga kesehatan di daerah terpencil dan perbatasan, Suhardjo mengusulkan agar pemerintah menggalakkan kembali program pengabdian masyarakat bagi lulusan dokter untuk mengabdi di daerah.  “Semacam wajib kerja sosial. Intinya untuk mengabdi kepada negara dengan mereka bekerja di daerah,” usulnya

           Sebuah studi baru di Kanada  menemukan  bahwa  tubuh yang terkena  sinar matahari langsung selama  tiga jam sehari dapat menurunkan risiko kanker payudara hingga 50 persen. Penelitian yang dilakukan terhadap 3.101 penderita kanker payudara dan 3.471 wanita sehat tersebut menemukan, bahwa rutinitas berjemur dapat menghasilkan kimiawi antikanker yang kuat dengan merangsang produksi vitamin D di dalam kulit.

          Penelitian dalam laboratorium menemukan bahwa sel payudara dapat mengubah vitamin D menjadi hormon yang berfungsi sebagai antikanker. Hasil penelitian yang dipublikasikan ke American Journal of Epidemiology tersebut  menunjukkan bahwa wanita yang terpapar matahari  setidaknya 21 jam sepekan semasa remaja dapat mengurangi risiko kanker hingga 29 persen ketimbang mereka yang berjemur di bawah satu jam selama sehari. Sementara itu peneliti menambahkan studi ini juga  berfungsi sama baiknya untuk pria. Semakin sering berjemur, maka semakin berkurang risiko penyakit jantung dan stroke. (Krjogja)

15 Desember 2011


A.      KEBUTUHAN GIZI BAGI ATLET
Secara alami pertumbuhan fisik seseorang akan sangat dipengaruhi oleh asupan makanan yang diterimanya. Genetik yang baik untuk seorang kandidat atlit olahraga prestasi tanpa asupan gizi yang baik, pertumbuhan fisiknya tidak akan sempurna. Hal lain yang sangat mempengaruhi perkembangan fisik tersebut adalah aktifitas fisik yang dilakukan sepanjang kehidupannya, apakah itu berupa latihan yang teratur dan terprogram ataupun kegiatan fisik lainnya. Kedua hal ini merupakan faktor pembentuk dasar utama dalam olahraga prestasi (Sidi, 2007).
Beberapa atlet dengan latar belakang berbagai cabang olah raga menunjukan bahwa gizi dan olah raga secara bersama-sama akan menghasilkan prestasi yang baik. Dengan menggunakan strategi gizi untuk olah raga baik sebelum, selama dan sesudah latihan dapat membantu atlet mencapai performa terbaik mereka. Setiap cabang olah raga punya kebutuhan gizi yang berbeda, akan tetapi secara umum telah diakui bahwa energi dan cairan merupakan 2 (dua) zat gizi yang perlu diprioritaskan, oleh karena itu harus tercukupi kebutuhannya.
Kecukupan konsumsi setiap hari disesuaikan dengan jenis olahraga yang dilakukan. Untuk mencukupi kebutuhan zat gizi maka harus menyusun menu seimbang yang dipergunakan sebagai penuntun. Sedangkan untuk menentukan kebutuhan kalori, perlu dilakukan pengelompokan cabang- cabang olahraga ke dalam 4 kelompok yaitu olahraga ringan, sedang, berat dan berat sekali.
Pengelompokan Cabang Olahraga:
1.      Olahraga ringan        : Menembak Golf Bowling Panahan
2.      Olahraga sedang     : Atletik Bulutangkis Bola basket Hockey Soft ball Tenis meja, Tenis Senam Sepak bola
3.      Olahraga berat           : Renang Balap sepeda Tinju Gulat Kempo Judo
4.      Olahraga berat sekali : Balap sepeda jarak jauh ( > 130 km ) Angkat besi, Marathon Rowing.

13 Desember 2011



Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

1.Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum
·   Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
·   Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
·   Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
·   Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

Komposisi ASI
·   ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
·   ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
·   Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.



Kehamilan pada usia remaja (usia dini) adalah kehamilan yang berlangsung pada usia 11-18 tahun dan memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya. (Ubaydillah, 2000). Angka kejadian kehamilan usia remaja pun cukup tinggi. Kehamilan yang terjadi pada usia remaja bukan hanya bermasalah karena kematangan fisik dan psikis belum sempurna, tetapi juga karena pendidikan rendah, sosialisasi kurang, konflik dengan keluarga dan kecemasan. Pada kehamilan remaja sangat dibutuhkan konsumsi zat gizi yang mencukupi, agar tidak menimbulkan dampak sbb :
Dampak Kurangnya kebutuhan zat gizi pada waktu kehamilan:
a. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.
Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.
b. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
c. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.
d. Kematian bayi
kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian perinatal.yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia.(Manuaba,1998).





PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN ANTARA IKAN CUPANG(Ctenops vittatus) DAN IKAN NILA(Oreochromis niloticus) DALAM MEMAKANJENTIK NYAMUK Aedes aegypti



PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk  Aedes aegypti betina. Virus didapatkan ketika menghisap darah orang yang terinfeksi. Masa inkubasi selama 8-10 hari. Sampai saat ini belum ada obat yang spesifik bagi penderita DB, maka upaya pencegahannya difokuskan pada pemberantasan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit.
Pemberantasan nyamuk dilakukan dengan fogging (penyemprotan insektisida secara aerosol) pada tempat-tempat yang disukai nyamuk, tapi hal ini tidak efektif karena yang mati hanya nyamuk dewasanya saja, sedangkan larva atau jentik nyamuknya masih hidup. Direkomendasikan dari WHO untuk menggunakan Abate (insektisida bubuk yang tidak mematikan untuk manusia) dalam upaya membunuh jentik nyamuk. Penggunaan Abate ini ternyata efektif untuk membunuh jentik nyamuk dengan aturan pemakaian yang telah ditetapkan.
        Pemberantasan jentik nyamuk tidak hanya dilakukan dengan penggunaan zat kimia saja tetapi juga dapat menggunakan cara biologis, yaitu dengan memakai ikan sebagai pemutus mata rantai nyamuk (jentik nyamuk). Pemanfaatan ikan sebagai  pemakan jentik dapat dijadikan salah satu pilihan dalam pemberantasan vektor penyakit DBD. Berbagai variasi ikan telah terbukti efektif dalam memakan jentik nyamuk, seperti Ikan Cupang dan Ikan Nila, dua jenis ikan ini dipilih karena kedua jenis ikan ini ekonomis, mudah didapat dan tidak susah pemeliharaannya.
Dalam penelitian Salim Usman dan Soemarlan (1974) menunjukkan bahwa kemampuan makan ikan cupang (Ctenops vittatus) dalam pengamatan secara laboratorium terhadap larva stadium II dan IV Culex fatigans minimum 15,7 ekor per hari dan maksimum 33,5 rata-rata 29,4 ekor per hari. Penelitian Taviv dan kawan-kawan (2007) menunjukkan bahwa ikan cupang yang efektif untuk pengendalian larva Aedes adalah ukuran 4 cm atau 5cm.
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai keefektifan antara ikan cupang(Ctenops vittatus) dan ikan nila dalam memakan jentik nyamuk Aedes aegypti. Diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui seberapa efektif kah antara ikan cupang(Ctenops vittatus) dan ikan nila dalam memakan jentik nyamuk Aedes aegypti stadium larva.