Penyakit hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Hepatitis
C (HCV). Infeksi virus ini dapat menyebabkan peradangan hati (hepatitis) yang
luar biasa (asimtomatik).
Epidemiologi
HCV merupakan virus RNA untai tunggal yang tidak dapat dibiakkan. Melalui
teknologi DNA rekombinan, suatu tes diagnostik telah dikembangkan yang dapat
mengidentifikasikan hepatitis C sebagai penyebab utama dari penyakit yang biasa
disebut hepatitis ‘non-A non-B’ (NANB). Enam genotipe mayor yang ada: 1a, 1b,
2a, 2b, dan 3a umum terdapat di Eropa dan 4 di Timur Tengah dan Afrika
(terutama Mesir). Genotipe 2 dan 3 memberikan respons lebih baik yang bermakna
terhadap terapi interferon. Genotipe 5 dan 6 jarang ditemukan.
Cara Penularan utama adalah melalui darah yang terkontaminasi, paling
sering melalui produk darah (20%) atau penggunaan obat suntik (50%); 60%
pengguna obat suntik adalah antibodi HCV positif. 705 orang yang anti-HCV
positif memiliki bukti hepatitis kronik pada biopsi namun beberapa memiliki
tanda atau gejala lain penyakit hati. 10-20% pasien dengan hepatitis kronik
mungkin berkembang menjadi sirosis dalam 5-30tahun. Bila sirosos terjadi, maka
insidensi hepatoma adalah 1%/tahun. Hanya 25% pasien yang mengalami ikterus;
banyak infeksi bersifat asimtomatik. Masa inkubasi 8 minggu (berkisar 4-26
hari).
Patologi dan Patogenesis
Temuan biopsi hati pada HCV akut bersifat nonspesifik (kekacauan lobulus,
degenerasi hepatosit, infiltrasi limfosit). Hepatitis yang lebih berat dapat
berkaitan dengan nekrosis masif. Seperti pada kasus HBV, hepatitis kronok
dibagi menjadi dua kelas –CPH dan CAH- berdasarkan derajat nekroinflamasi dan
respons fibrotik.
Manifestasi klinis
Secara klinis HCV akut tidak dapat dibedakan dari penyebab lain hepatitis
virus akut. Akan tetapi, mayoritas pasien pertama kali datang dengan infeksi
kronik (85%): infeksi fulminan yang sangat jarang terjadi. Onset HCV akut
biasanya perlahan dengan demam derajat rendah, anoreksia, rasa tidak nyaman
pada perut bagian atas, mual, dan muntah. Setelah 2-6 hari urin menjadi gelap,
tinja berwarna pucat, dan timbul ikterus. Artralgia atau artritis prodromal
kadang-kadang dapat terjadi.
Komplikasi
Hepatik
·
Hepatitis fulminan (1-2%)
·
CAH, CPH, sirosis
·
Hepatoma
Ekstrahepatik
- Anemia aplastik, agranulositosis
- Krioglobulinemia.
HCV merupakan salah satu penyebab hepatitis kronik yang paling sering.
Sebagian besar progresi penyakit bersifat indolen dan subklinis. HCV berkaitan
dengan kriglobulinemia tipe II, yang merupakan suatu vaskulitis.
Diagnosis
Manifestasi
nonspesifik yang mendukung HCV adalah :
- Riwayat pejanan yang konsisten
- Hepatitis ringan
- Waktu protrombin memanjang
- Perjalanan penyakit relaps
- Tes negatif untuk antibodi lgM HAV dan antigen permukaan
HBV.
Konfirmasi
hepatitis C adalah melalui deteksi :
- Antibodi spesifik terhadap HCV melalui enzyme-linked
immunoadsorbent assay (ELISA). Tes lebih baru memiliki keuntungan yaitu
reaksi positif palsunya lebih sedikit dan memperoleh hasil positif yang
lebih cepat setelah infeksi.
- Asam nuleat (RNA HCV) melalui amplikasi (PCR). Orang
yang baru saja terinfeksi akan memiliki RNA HCV positif sebelum mereka
memiliki antibodi HCV positif.
- Biopsi hati, harus dilakukan pada semua pasien dengan RNA HCV positif karena beberapa pasien dengan tes fungsi hati normal memiliki penyakit hati aktif atau sirosis yang sudah terjadi. Seperti untuk HBV, digunakan pula sistem untuk menilai keparahan (metavir, Ishak atau Knodell). Sistem ini mempermudah pengambilan keputusan untuk pengobatan yang objektif.
Pengobatan
Untuk hepatitis akut, tirah baring memegang peranan penting. Pada kasus
fulminan diperlukan perawatan intensif. Pengobatan segera dengan interferon
dapat mencegah perkembangan penyakit kronik.
Untuk hepatitis kronik, o-interferon pegylated seminggu sekali dengan
ribavirin setiap hari diinkasikan untuk semua pasien dengan penyakit sedang
hingga berat. Untuk genotipe 2 dan 3, diberi pengobatan 6 bulan dengan angka
respons (sembuh) menetap di atas 80% pada pasien adheren: untuk genotipe 1,
angka keberhasilan adalah 45% setelah pengobatan 12 bulan. Interferon pegylated
menggantikan interferon standar karena mudahnya pemberian dan angka respons
lebih baik; dosis ribavirin harus ditentukan berdasarkan berat badan untuk
mengoptimalkan keberhasilan.
Pencegahan
- Tidak memperbolehkan orang berisiko tinggi menjadi donor
darah
- Skrining donor darah untuk antibodi HCV
- Inaktivasi HCV dalam produk darah
- Penggunaan produk plasma sintetik yang dihasilkan
melalui teknologi DNA rekombinan.
- Tidak ada vaksin yang tersedia
- Semua pasien harus di imunisasi terhadap HBV dan HAV
bila belum imun pada tes skrining
- Interferon dosis rendah telah terbukti dapat menurunkan insidensi hepatoma pada pasien dengan sirosis.
Prognosis
Hingga 20% pasien dengan hepatitis kronik akan mengalami sirosis dalam
5-30tahun; 15% dari pasien tersebut akan mengalami hepatoma. Harapan hidup
untuk sirosis dekompensata adalah kurang dari 5 tahun dan 1-3% akan berkembang
menjadi hepatoma setiap tahun.
Daftar Pustaka
mandal, B.K. ,dkk. Lecture Note “Penyakit Infeksi”. 2008.
Jakarta: erlangga medical series
Tidak ada komentar:
Posting Komentar