TugasKuliahAja

Silahkan ambil informasi yang bermanfaat, semoga tulisan di Blog ini bisa membantu Anda.

Responsive Ads Here

11 Oktober 2017

Penyakit hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (HCV). Infeksi virus ini dapat menyebabkan peradangan hati (hepatitis) yang luar biasa (asimtomatik).

Epidemiologi
HCV merupakan virus RNA untai tunggal yang tidak dapat dibiakkan. Melalui teknologi DNA rekombinan, suatu tes diagnostik telah dikembangkan yang dapat mengidentifikasikan hepatitis C sebagai penyebab utama dari penyakit yang biasa disebut hepatitis ‘non-A non-B’ (NANB). Enam genotipe mayor yang ada: 1a, 1b, 2a, 2b, dan 3a umum terdapat di Eropa dan 4 di Timur Tengah dan Afrika (terutama Mesir). Genotipe 2 dan 3 memberikan respons lebih baik yang bermakna terhadap terapi interferon. Genotipe 5 dan 6 jarang ditemukan.
Cara Penularan utama adalah melalui darah yang terkontaminasi, paling sering melalui produk darah (20%) atau penggunaan obat suntik (50%); 60% pengguna obat suntik adalah antibodi HCV positif. 705 orang yang anti-HCV positif memiliki bukti hepatitis kronik pada biopsi namun beberapa memiliki tanda atau gejala lain penyakit hati. 10-20% pasien dengan hepatitis kronik mungkin berkembang menjadi sirosis dalam 5-30tahun. Bila sirosos terjadi, maka insidensi hepatoma adalah 1%/tahun. Hanya 25% pasien yang mengalami ikterus; banyak infeksi bersifat asimtomatik. Masa inkubasi 8 minggu (berkisar 4-26 hari).

Patologi dan Patogenesis
Temuan biopsi hati pada HCV akut bersifat nonspesifik (kekacauan lobulus, degenerasi hepatosit, infiltrasi limfosit). Hepatitis yang lebih berat dapat berkaitan dengan nekrosis masif. Seperti pada kasus HBV, hepatitis kronok dibagi menjadi dua kelas –CPH dan CAH- berdasarkan derajat nekroinflamasi dan respons fibrotik.

Manifestasi klinis
Secara klinis HCV akut tidak dapat dibedakan dari penyebab lain hepatitis virus akut. Akan tetapi, mayoritas pasien pertama kali datang dengan infeksi kronik (85%): infeksi fulminan yang sangat jarang terjadi. Onset HCV akut biasanya perlahan dengan demam derajat rendah, anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut bagian atas, mual, dan muntah. Setelah 2-6 hari urin menjadi gelap, tinja berwarna pucat, dan timbul ikterus. Artralgia atau artritis prodromal kadang-kadang dapat terjadi.

Komplikasi
Hepatik
·         Hepatitis fulminan (1-2%)
·         CAH, CPH, sirosis
·         Hepatoma
Ekstrahepatik
  • Anemia aplastik, agranulositosis
  • Krioglobulinemia.
HCV merupakan salah satu penyebab hepatitis kronik yang paling sering. Sebagian besar progresi penyakit bersifat indolen dan subklinis. HCV berkaitan dengan kriglobulinemia tipe II, yang merupakan suatu vaskulitis.

Diagnosis
Manifestasi nonspesifik yang mendukung HCV adalah :
  • Riwayat pejanan yang konsisten
  • Hepatitis ringan
  • Waktu protrombin memanjang
  • Perjalanan penyakit relaps
  • Tes negatif untuk antibodi lgM HAV dan antigen permukaan HBV.
Konfirmasi hepatitis C adalah melalui deteksi :
  • Antibodi spesifik terhadap HCV melalui enzyme-linked immunoadsorbent assay (ELISA). Tes lebih baru memiliki keuntungan yaitu reaksi positif palsunya lebih sedikit dan memperoleh hasil positif yang lebih cepat setelah infeksi.
  • Asam nuleat (RNA HCV) melalui amplikasi (PCR). Orang yang baru saja terinfeksi akan memiliki RNA HCV positif sebelum mereka memiliki antibodi HCV positif.
  • Biopsi hati, harus dilakukan pada semua pasien dengan RNA HCV positif karena beberapa pasien dengan tes fungsi hati normal memiliki penyakit hati aktif atau sirosis yang sudah terjadi. Seperti untuk HBV, digunakan pula sistem untuk menilai keparahan (metavir, Ishak atau Knodell). Sistem ini mempermudah pengambilan keputusan untuk pengobatan yang objektif.
Pengobatan
Untuk hepatitis akut, tirah baring memegang peranan penting. Pada kasus fulminan diperlukan perawatan intensif. Pengobatan segera dengan interferon dapat mencegah perkembangan penyakit kronik.
Untuk hepatitis kronik, o-interferon pegylated seminggu sekali dengan ribavirin setiap hari diinkasikan untuk semua pasien dengan penyakit sedang hingga berat. Untuk genotipe 2 dan 3, diberi pengobatan 6 bulan dengan angka respons (sembuh) menetap di atas 80% pada pasien adheren: untuk genotipe 1, angka keberhasilan adalah 45% setelah pengobatan 12 bulan. Interferon pegylated menggantikan interferon standar karena mudahnya pemberian dan angka respons lebih baik; dosis ribavirin harus ditentukan berdasarkan berat badan untuk mengoptimalkan keberhasilan.

Pencegahan
  • Tidak memperbolehkan orang berisiko tinggi menjadi donor darah
  • Skrining donor darah untuk antibodi HCV
  • Inaktivasi HCV dalam produk darah
  • Penggunaan produk plasma sintetik yang dihasilkan melalui teknologi DNA rekombinan.
  • Tidak ada vaksin yang tersedia
  • Semua pasien harus di imunisasi terhadap HBV dan HAV bila belum imun pada tes skrining
  • Interferon dosis rendah telah terbukti dapat menurunkan insidensi hepatoma pada pasien dengan sirosis.
Prognosis
Hingga 20% pasien dengan hepatitis kronik akan mengalami sirosis dalam 5-30tahun; 15% dari pasien tersebut akan mengalami hepatoma. Harapan hidup untuk sirosis dekompensata adalah kurang dari 5 tahun dan 1-3% akan berkembang menjadi hepatoma setiap tahun.

Daftar Pustaka
            http://wikipedia.com//
            mandal, B.K. ,dkk. Lecture Note “Penyakit Infeksi”. 2008. Jakarta: erlangga medical series

10 Oktober 2017

Kata coklat berasal dari xocoatl (bahasa suku Aztec) yang berarti minuman pahit. Suku Aztec dan Maya di Mexico percaya bahwa Dewa Pertanian telah mengirimkan coklat yang berasal dari surga kepada mereka. Cortes kemudian membawanya ke Spanyol antara tahun 1502-1528, dan oleh orang-orang Spanyol minuman pahit tersebut dicampur gula sehingga rasanya lebih enak. Coklat kemudian menyebar ke Perancis, Belanda dan Inggris. Pada tahun 1765 didirikan pabrik coklat di Massachusetts, Amerika Serikat.
Dalam perkembangannya coklat tidak hanya menjadi minuman tetapi juga menjadi snack yang disukai anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Selain rasanya enak, coklat ternyata berkhasiat membuat umur seseorang menjadi lebih panjang. Suatu studi epidemiologis telah dilakukan pada mahasiswa Universitas Harvard yang terdaftar antara tahun 1916-1950. Dengan menggunakan food frequency questionnaire berhasil dikumpulkan informasi tentang kebiasaan makan permen atau coklat pada mahasiswa Universitas Harvard.
Dengan mengontrol aktivitas fisik yang dilakukan, kebiasaan merokok, dan kebiasaan makan ditemukan bahwa mereka yang suka makan permen/coklat umurnya lebih lama satu tahun dibandingkan bukan pemakan. Diduga antioksidan fenol yang terkandung dalam coklat adalah penyebab mengapa mereka bisa berusia lebih panjang. Fenol ini juga banyak ditemukan pada anggur merah yang sudah sangat dikenal sebagai minuman yang baik untuk kesehatan jantung. Coklat mempunyai kemampuan untuk menghambat oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, sehingga dapat mencegah risiko penyakit jantung koroner dan kanker.
Selama ini ada pandangan bahwa permen coklat menyebabkan caries pada gigi dan mungkin juga bertanggung jawab terhadap munculnya masalah kegemukan. Tak dapat disangkal lagi bahwa kegemukan adalah salah satu faktor risiko berbagai penyakit degeneratif. Tetapi studi di Universitas Harvard ini menunjukkan bahwa jika Anda mengimbangi konsumsi permen coklat dengan aktivitas fisik yang cukup dan makan dengan menu seimbang, maka dampak negatip permen coklat tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Menurut kepercayaan suku Maya, coklat adalah makanan para dewa. Rasa asli biji coklat sebenarnya pahit akibat kandungan alkaloid, tetapi setelah melalui rekayasa proses dapat dihasilkan coklat sebagai makanan yang disukai oleh siapapun. Biji coklat mengandung lemak 31%, karbohidrat 14% dan protein 9%. Protein coklat kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat mengandung lemak tinggi namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung polifenol (6%) yang berfungsi sebagai antioksidan pencegah ketengikan.
Di Amerika Serikat konsumsi coklat hanya memberikan kontribusi 1% terhadap intake lemak total sebagaimana dinyatakan oleh National Food Consumption Survey (1987-1998). Jumlah ini relatif sedikit khususnya bila dibandingkan dengan kontribusi daging (30%), serealia (22%), dan susu (20%). Lemak pada coklat, sering disebut cocoa butter, sebagian besar tersusun dari lemak jenuh (60%) khususnya stearat. Tetapi lemak coklat adalah lemak nabati yang sama sekali tidak mengandung kolesterol. Untuk tetap menekan lemak jenuh agar tidak terlalu tinggi, ada baiknya membatasi memakan cokelat hanya satu batang saja per hari dan mebatasi mengkonsumsi suplement atau makanan lainnya yang mengandung catechin seperti apple dan teh.
Dalam penelitian yang melibatkan subyek manusia, ditemukan bahwa konsumsi lemak coklat menghasilkan kolesterol total dan kolesterol LDL yang lebih rendah dibandingkan konsumsi mentega ataupun lemak sapi. Jadi meski sama-sama mengandung lemak jenuh tetapi ternyata efek kolesterol yang dihasilkan berbeda. Kandungan stearat yang tinggi pada coklat disinyalir menjadi penyebab mengapa lemak coklat tidak sejahat lemak hewan. Telah sejak lama diketahui bahwa stearat adalah asam lemak netral yang tidak akan memicu kolesterol darah. Mengapa? Stearat ternyata dicerna secara lambat oleh tubuh kita dan juga diabsorpsi lebih sedikit.
Sepertiga lemak yang terdapat dalam coklat adalah asam oleat yaitu asam lemak tak jenuh. Asam oleat ini juga dominan ditemukan pada minyak zaitun. Studi epidemiologis pada penduduk Mediterania yang banyak mengkonsumsi asam oleat dari minyak zaitun menyimpulkan efek positip oleat bagi kesehatan jantung.
Sering timbul pertanyaan seberapa banyak kita boleh mengkonsusmi coklat? Tidak ada anjuran gizi yang pasti untuk ini, namun demikian makan coklat 2-3 kali seminggu atau minum susu coklat tiap hari kiranya masih dapat diterima. Prinsip gizi sebenarnya mudah yaitu makanlah segala jenis makanan secara moderat. Masalah gizi umumnya timbul bila kita makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Makan coklat tidak akan menimbulkan kecanduan, tetapi bagi sebagian orang rasa coklat yang enak mungkin menyebabkan kerinduan untuk mengkonsumsinya kembali. Ini yang disebut chocolate craving. Dampak coklat terhadap perilaku dan suasana hati (mood) terkait erat dengan chocolate craving. Rindu coklat bisa karena aromanya, teksturnya, manis-pahitnya dsb. Hal ini juga sering dikaitkan dengan kandungan phenylethylamine yang adalah suatu substansi mirip amphetanine yang dapat meningkatkan serapan triptofan ke dalam otak yang kemudian pada gilirannya menghasilkan dopamine. Dampak dopamine adalah muncul perasaan senang dan perbaikan suasana hati. Phenylethylamine juga dianggap mempunyai khasiat aphrodisiac yang memunculkan perasaan seperti orang sedang jatuh cinta (hati berbunga). Konon Raja Montezuma di jaman dahulu selalu mabuk minuman coklat sebelum menggilir harem-haremnya yang berbeda setiap malam.
Katekin adalah antioksidan kuat yang terkandung dalam coklat. Salah satu fungsi antioksidan adalah mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi. Katekin juga dijumpai pada teh meski jumlahnya tidak setinggi pada coklat. Orang tua jaman dahulu sering mempraktekkan cuci muka dengan air teh karena dapat membuat kulit muka bercahaya dan awet muda. Seandainya mereka tahu bahwa coklat mengandung katekin lebih tinggi daripada teh, mungkin mereka akan menganjurkan mandi lulur dengan coklat.
Coklat juga mengandung theobromine dan kafein. Kedua substansi ini telah dikenal memberikan efek terjaga bagi yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu ketika kita terkantuk-kantuk di bandara atau menunggu antrian panjang, makan coklat cukup manjur untuk membuat kita bergairah kembali.
Produk coklat cukup beraneka ragam. Misalnya, ada coklat susu yang merupakan adonan coklat manis, cocoa butter, gula dan susu. Selain itu ada pula coklat pahit yang merupakan coklat alami dan mengandung 43% padatan coklat. Coklat jenis ini bisa ditemukan pada beberapa produk coklat batangan. Kandungan gizi coklat bisa dilihat pada tabel.
Zat Gizi
Coklat Susu
Coklat Pahit
Energi (Kal)
381
504
Protein (g)
9
5,5
Lemak (g)
35,9
52,9
Kalsium (mg)
200
98
Fosfor (mg)
200
446
Vit A (SI)
30
60


Belum ada bukti bahwa coklat menimbulkan jerawat. Coklat juga tidak bisa dikatakan sebagai penyebab utama munculnya plaque gigi karena plaque gigi juga bisa timbul pada orang yang mengkonsumsi makanan biasa sehari-hari. Hanya saja coklat perlu diwaspadai, khususnya bagi orang-orang yang rentan menderita batu ginjal. Konsumsi 100 g coklat akan meningkatkan ekskresi oksalat dan kalsium tiga kali lipat. Oleh karena itu kiat sehat yang bisa dianjurkan adalah minumlah banyak air sehabis makan coklat.


Sumber :
kolom.pacific.net.id dan Yayasan Jantung Indonesia