16 Desember 2011
Sebuah studi baru di Kanada menemukan bahwa tubuh yang terkena sinar matahari langsung selama tiga jam sehari dapat menurunkan risiko kanker payudara hingga 50 persen. Penelitian yang dilakukan terhadap 3.101 penderita kanker payudara dan 3.471 wanita sehat tersebut menemukan, bahwa rutinitas berjemur dapat menghasilkan kimiawi antikanker yang kuat dengan merangsang produksi vitamin D di dalam kulit.
Penelitian dalam laboratorium
menemukan bahwa sel payudara dapat mengubah vitamin D menjadi hormon
yang berfungsi sebagai antikanker. Hasil penelitian yang dipublikasikan
ke American Journal of Epidemiology tersebut menunjukkan bahwa wanita yang terpapar
matahari setidaknya 21 jam sepekan semasa remaja dapat mengurangi risiko
kanker hingga 29 persen ketimbang mereka yang berjemur di bawah satu
jam selama sehari. Sementara itu peneliti menambahkan studi ini juga
berfungsi sama baiknya untuk pria. Semakin sering berjemur, maka semakin
berkurang risiko penyakit jantung dan stroke. (Krjogja)
15 Desember 2011
A.
KEBUTUHAN
GIZI BAGI ATLET
Secara alami pertumbuhan fisik seseorang
akan sangat dipengaruhi oleh asupan makanan yang diterimanya. Genetik yang baik
untuk seorang kandidat atlit olahraga prestasi tanpa asupan gizi yang baik,
pertumbuhan fisiknya tidak akan sempurna. Hal lain yang sangat mempengaruhi
perkembangan fisik tersebut adalah aktifitas fisik yang dilakukan sepanjang
kehidupannya, apakah itu berupa latihan yang teratur dan terprogram ataupun
kegiatan fisik lainnya. Kedua hal ini merupakan faktor pembentuk dasar utama
dalam olahraga prestasi (Sidi, 2007).
Beberapa atlet dengan latar belakang
berbagai cabang olah raga menunjukan bahwa gizi dan olah raga secara
bersama-sama akan menghasilkan prestasi yang baik. Dengan menggunakan strategi gizi
untuk olah raga baik sebelum, selama dan sesudah latihan dapat membantu atlet
mencapai performa terbaik mereka. Setiap cabang olah raga punya kebutuhan gizi
yang berbeda, akan tetapi secara umum telah diakui bahwa energi dan cairan
merupakan 2 (dua) zat gizi yang perlu diprioritaskan, oleh karena itu harus
tercukupi kebutuhannya.
Kecukupan konsumsi setiap hari
disesuaikan dengan jenis olahraga yang dilakukan. Untuk mencukupi kebutuhan zat
gizi maka harus menyusun menu seimbang yang dipergunakan sebagai penuntun. Sedangkan
untuk menentukan kebutuhan kalori, perlu dilakukan pengelompokan cabang- cabang
olahraga ke dalam 4 kelompok yaitu olahraga ringan, sedang, berat dan berat
sekali.
Pengelompokan Cabang Olahraga:
1. Olahraga
ringan : Menembak Golf Bowling
Panahan
2. Olahraga
sedang : Atletik Bulutangkis Bola
basket Hockey Soft ball Tenis meja, Tenis Senam Sepak bola
3. Olahraga
berat : Renang Balap sepeda
Tinju Gulat Kempo Judo
4. Olahraga
berat sekali : Balap sepeda jarak jauh ( > 130 km ) Angkat besi, Marathon
Rowing.
13 Desember 2011
Keunggulan
dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek
gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis
dan aspek penundaan kehamilan.
1.Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum
·
Kolostrum
mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi terutama diare.
·
Jumlah
kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada
hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
·
Kolostrum
mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak
rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
·
Membantu
mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI
· ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi
yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang
terdapat dalam ASI tersebut.
· ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
· Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki
perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan
Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI
mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI
lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey
:Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Kehamilan pada usia remaja (usia dini) adalah kehamilan yang
berlangsung pada usia 11-18 tahun dan memuat risiko yang tidak kalah berat.
Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan
kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa
penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya. (Ubaydillah,
2000). Angka kejadian kehamilan usia remaja pun cukup tinggi. Kehamilan yang
terjadi pada usia remaja bukan hanya bermasalah karena kematangan fisik dan
psikis belum sempurna, tetapi juga karena pendidikan rendah, sosialisasi
kurang, konflik dengan keluarga dan kecemasan. Pada kehamilan remaja sangat
dibutuhkan konsumsi zat gizi yang mencukupi, agar tidak menimbulkan dampak sbb
:
Dampak Kurangnya kebutuhan zat gizi pada waktu kehamilan:
a. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR)
dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.
Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan
gizi masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang
diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya
kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.
b. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan
stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
c. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan
kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena
pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam
tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah
merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah
akan menjadi anemis.
d. Kematian
bayi
kematian bayi yang masih berumur 7 hari
pertama hidupnya atau kematian perinatal.yang disebabkan berat badan kurang
dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran
kongenital serta lahir dengan asfiksia.(Manuaba,1998).
PERBANDINGAN
KEEFEKTIFAN ANTARA IKAN CUPANG(Ctenops vittatus) DAN IKAN NILA(Oreochromis
niloticus)
DALAM MEMAKANJENTIK NYAMUK Aedes aegypti
PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti betina. Virus didapatkan ketika menghisap darah orang yang terinfeksi.
Masa inkubasi selama 8-10 hari. Sampai saat ini belum ada obat yang spesifik
bagi penderita DB, maka upaya pencegahannya difokuskan pada pemberantasan nyamuk
Aedes aegypti sebagai vektor
penyakit.
Pemberantasan nyamuk dilakukan
dengan fogging (penyemprotan
insektisida secara aerosol) pada tempat-tempat yang disukai nyamuk, tapi hal
ini tidak efektif karena yang mati hanya nyamuk dewasanya saja, sedangkan larva
atau jentik nyamuknya masih hidup. Direkomendasikan dari WHO untuk menggunakan
Abate (insektisida bubuk yang tidak mematikan untuk manusia) dalam upaya
membunuh jentik nyamuk. Penggunaan Abate ini ternyata efektif untuk membunuh
jentik nyamuk dengan aturan pemakaian yang telah ditetapkan.
Pemberantasan
jentik nyamuk tidak hanya dilakukan dengan penggunaan zat kimia saja tetapi
juga dapat menggunakan cara biologis, yaitu dengan memakai ikan sebagai pemutus
mata rantai nyamuk (jentik nyamuk). Pemanfaatan ikan sebagai pemakan jentik dapat dijadikan salah satu
pilihan dalam pemberantasan vektor penyakit DBD. Berbagai variasi ikan telah
terbukti efektif dalam memakan jentik nyamuk, seperti Ikan Cupang dan Ikan Nila,
dua
jenis ikan ini dipilih karena kedua jenis ikan ini ekonomis, mudah didapat dan
tidak susah pemeliharaannya.
Dalam
penelitian Salim Usman dan Soemarlan (1974) menunjukkan bahwa kemampuan makan ikan
cupang (Ctenops vittatus) dalam pengamatan secara laboratorium terhadap larva
stadium II dan IV Culex fatigans minimum 15,7 ekor per hari dan maksimum
33,5 rata-rata 29,4 ekor per hari. Penelitian Taviv dan kawan-kawan (2007) menunjukkan
bahwa ikan cupang yang efektif untuk pengendalian larva Aedes adalah ukuran
4 cm atau 5cm.
Dalam penelitian ini akan dibahas
mengenai keefektifan antara ikan cupang(Ctenops vittatus)
dan ikan nila dalam memakan jentik nyamuk Aedes
aegypti. Diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui seberapa efektif
kah antara ikan cupang(Ctenops vittatus) dan ikan nila dalam memakan
jentik nyamuk Aedes aegypti stadium
larva.